Para ulama telah meneliti surat-surat makiyah dan madaniyah, dan merumuskan ketentuan-ketentuan ataupun karakteristik bagi keduanya.
1. Surat atau ayat makiyah
Karakteristik umum surat makiyah adalah sebagai berikut.[1]
a. Setiap surat yang didalamnya mengandung “sajdah” .
Sumber Gambar: belajarnumerikalquran.wordpress.com
b. Setiap surat yang mengandung lafal Kalla. Lafal ini hanya terdapat dari separuh terakhir dari Al-Qur’an. Dan disebutkan sebanyak 33 kali dalam 15 surat.
c. Setiap surat yang mengandung yaa ayyuhannaas dan tidak mengandung yaa ayyuhal ladziina aamanuu. Kecuali surah Al-hajj yang pada akhir suratnya terdapat yaa ayyuhalladziina aamanuu-rka’u wasjudu. Namun sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah ayat makiyah.
d. Setiap surat yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah.
e. Setiap surat yang mengandung kisah Nabi Adam dan iblis kecuali surat Al-Baqarah.
f. Setiap surat yang dibuka dengan huruf muqatha’ah atau hija’i, seperti alif laamm miim, alif laam raa, dan lain lain kecuali surah Al-Baqarah dan Ali Imran. Sedangkan surat Ra’d masih diperselisihkan.
2. Surat atau ayat madaniyah
Karakteristik umum surat atau ayat madaniyah adalah sebagai berikut.[2]
a. Setiap surat yang berisi kewajiban atau had (sanksi).
b. Setiap surat yang didalamnya disebutkan orang-orang munafik, kecuali surat Al-Ankabut. Al-Ankabut adalah surat makiyah Setiap surat yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab. Misalmya, seruan terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka untuk masuk islam.
Manfaat Mengetahui Makiyah dan Madaniyah
Adapun manfaat mengetahui ilmu makiyah dan madaniyah adalah sebagai berikut: [3]
1. Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an, sebab pengetahuan mengenai tempat dan waktu turunya ayat dapat membantu memahami ayat-ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar.
2. Meresapi gaya bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode dakwah menuju jalan Allah, sebab setiap situasi mempunyai bahasa tersendiri.
3. Mengetahui sejarah Nabi melalui ayat-ayat Al-Qur’an. Sebab turunnya wahyu sejalan dengan sejarah dakwah dan segala peristiwanya. Sesungguhnya, manfaat mengetahui madaniyah dan makiyah tidak hanya yang diuraikan diatas. Namun masih banyak lagi, diantaranya adalah dapat membedakan ayat yang nasikh dan mansukh, mengetahui sejarah hukum islam dan perkembangannya, meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian, dan keaslian Al-Qur’an.
1. Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an, sebab pengetahuan mengenai tempat dan waktu turunya ayat dapat membantu memahami ayat-ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar.
2. Meresapi gaya bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode dakwah menuju jalan Allah, sebab setiap situasi mempunyai bahasa tersendiri.
3. Mengetahui sejarah Nabi melalui ayat-ayat Al-Qur’an. Sebab turunnya wahyu sejalan dengan sejarah dakwah dan segala peristiwanya. Sesungguhnya, manfaat mengetahui madaniyah dan makiyah tidak hanya yang diuraikan diatas. Namun masih banyak lagi, diantaranya adalah dapat membedakan ayat yang nasikh dan mansukh, mengetahui sejarah hukum islam dan perkembangannya, meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian, dan keaslian Al-Qur’an.
[1] Manna Khalil Al-Qattan, (terj. Mudzakir), Studi Ilmu-Ilmu Quran, (Litera
Antarnusa, 2009), hal. 86.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar