Efektivitas Pemimpin dalam Kependidikan - Kumpulan2 Makalah PAI

Latest

Sebuah kumpulan-kumpulan makalah PAI


BANNER 728X90

Minggu, 27 Desember 2015

Efektivitas Pemimpin dalam Kependidikan

Pengertian Efektivitas dan Pengertian Kepemimpinan

Berdasarkan Ensiklopedi Umum Administrasi, efektivitas berasal dari kata kerja efektif, berarti terjadinya suatu akibat atau efek yang dikehendaki dalam perbuatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional[1].

Kata efektivitas sering diikuti dengan kata efisiensi, dimana kedua kata tersebut sangat berhubungan dengan produktivitas dari suatu tindakan atau hasil yang diinginkan. Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil kerja berupa barang atau jasa dengan sumber-sumber bahan/tenaga yang terpakai dalam peoses produksi itu. Kata produktif pada umumnya diartikan sebagai kemampuan pada seseorang atau alat untuk menghasilkan sesuatu hasil kerja yang lebih banyak dari pada ukuran biasa yang telah umum, misalnya pengarang yang produktif. (Ensiklopedi Administrasi, 1977).

Sumber Gambar: dilihatya.com

Suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Dengan demikian istilah efektif adalah melakukan pekerjaan yang benar dan sesuai serta dengan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Sedangkan efisien adalah hasil dari usaha yang telah dicapai lebih besar dari usaha yang dilakukan.

Dari pengertian diatas, efektivitas dapat dikatakan sebagai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dari 2 (dua) sudut pandang. Sudut pandang pertama, dari segi hasil maka tujuan atau akibat yang dikehendaki telah tercapai. Kedua dari segi usaha yang telah ditempuh atau dilaksanakan telah tercapai, sesuai dengan yang ditentukan. Dengan demikian pengertian efektivitas dapat dikatakan sebagai taraf tercapainya suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun segi usaha yang diukur dengan mutu, jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan prosedur dan ukuran–ukuran tertentu sebagaimana yang telah digariskan dalam peraturan yang telah ditetapkan.

Sedangkan Pengertian Kepemimpinan adalah:

Menurut Robbins (1991), kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh dapat diperoleh secara formal yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang didudukinya dalam suatu organisasi.

Toha (1992) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok.

Kepemimpinan dapat terjadi di mana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasihati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai tujuannya sendiri maupun organisasi secara efektif dan efisien[2].

Kepemimpinan Pendidikan yang Efektif

Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sekarang ini, tugas dan tanggung jawab yang pertama dan utama dari pimpinan lembaga pendidikan adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, dalam arti menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya. Seorang pimpinan lembaga pendidikan harus dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu. Efektivitas MBS di sini adalah bagaimana MBS dapat berhasil melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah.

Pimpinan lembaga pendidikan bertanggungjawab dan yakin bahwa kegiatan-kegiatan yang terjadi di sekolah adalah menggarap rencana dengan benar lalu mengerjakannya dengan benar pula. Oleh karena itu, visi dan misi sekolah harus dipahami terlebih dahulu sebelum menjadi titik tolak prediksi dan sebelum disosialisasikan. Hanya dengan itu, kepala sekolah dapat membuat prediksi dan merancang langkah antisipasi yang tepat sasaran. Selain itu, diperlukan suatu unjuk profesional yang kelihatan remeh tetapi begitu urgen seperi kemahiran menggunakan filsafat pendidikan, psikologi, ilmu kepemimpinan serta antropologi dan sosiologi[3].

Mulyasa memberikan kriteria pemimpin pendidikan yang efektif sebagai berikut:[4]
Mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif
Menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
Menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan dan pendidikan.
Menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai di pendidikan.
Bekerja dengan tim manajemen.
Mewujudkan tujuan pendidikan secara produktif sesuai dengan ketentuan yangtelah ditetapkan

Kepemimpinan pendidikan yang efektif lebih mendasarkan pada tugas yang akhirnya akan menghasilkan penilaian positif terhadap keberhasilan kerja. Selain itu, kepemimpinan pendidikan yang efektif mendasarkan pada orang dan menempatkan guru, staf administrasi dan siswa pada proporsinya maing-masing, berpengaruh pada efektivitas kerja lebih baik. Kepemimpinan pendidikan yang efektif seharusnya mewujudkan orientasi pada tugas dan memandang guru, staf administrasi, serta siswa merupakan bagian penentu keberhasilan pendidikan. Secara garis besar kepemimpinan pendidikan dapat dikatakan efektif dengan berdasarkan pada indikator-indikator yang telah ada. Namun, setidaknya, ada beberapa segi yang perlu dilakukan antara lain menjalin hubungan dengan masyarakat dan menumbuhkan komitmen personel pendidikan pada pengembangan pendidikan. Masyarakat merupakan aset besar dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Hendaknya jalinan sekolah dengan masyarakat tidak sebatas pada hubungan rutinitas antara orang tua siswa dengan sekolah seperti penentuan dana penunjang operasionalisasi pendidikan, tetapi lebih kepada jalinan networking sehingga akan lebih menopang perkembangan pendidikan[5].

Baca Juga: Efektivitas Kependidikan

[1] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Hal. 82.
[2] Margono, Educational Leadership, (Malang: UIN Malang Press, 2009), hal. 3.
[3] Margono, Educational Leadership, (Malang: UIN Malang Press, 2009), hal. 10          
[4] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis sekolah..., hal. 126.
[5] Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan Strategi Menuju Sekolah Efektif, Yogyakarta: Cahaya Ilmu, 2010),  hal. 127.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar