CINTA KASIH DALAM PERSPEKIF AL-QUR’AN - Kumpulan2 Makalah PAI

Latest

Sebuah kumpulan-kumpulan makalah PAI


BANNER 728X90

Selasa, 22 Desember 2015

CINTA KASIH DALAM PERSPEKIF AL-QUR’AN

Pengertian Cinta dan Kasih

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada) ataupun (rasa) sangat kasih atau tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasih.[1]

Menurut Abdullah Nashih Ulwan, kasih sayang dapat diartikan kelembutan hati dan kepekaan perasaan sayang terhadap orang lain.[2] Dalam Al-Qur’an bentuk kata yang mempunyai arti cinta dan kasih yaitu Mahabbah, Ar-rahmah dan mawaddah. Mahabbah merupakan bentuk kata yang berasal dari kata hubb yang artinya cinta atau mencintai, dalam konteks ke-Tuhanan (cinta Allah kepada makhluk-Nya dan cinta makhluk kepada Allah), maupun konteks kemanusian. Sedangkan Ar-rahmah dan mawaddah, keduanya memiliki arti yang sama, yaitu kasih sayang, namun Ar-rahmah cenderung pada kasih sayang yang bersifat ukhrawi, sedangkan mawaddah cenderung pada kasih sayang yang bersifat duniawi.

Sumber Gambar: nyakmetha.blogspot.com
Menurut Purwadinata mendefinisikan kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Unsur-unsur kasih sayang anatara lain tanggung jawab, mengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka.[3]

Erich Fromm mengajukan premis cinta ini sebagai suatu seni. Sebagai suatu seni cinta memerlukan pengetahuan dan latihan. Cinta adalah suatu kegiatan, bukan merupakan pengaruh yang pasif. Salah satu esensi dari cinta adalah adanya kreativitas dalam diri seseorang, terutama dalam aspek adanya kreativitas dalam diri seseorang, terutama dalam aspek memberi dan bukan hanya menerima. Kata cinta mempunyai hubungan pengertian dengan konstruk lain, seperti kasih sayang, kemesraan, belas kasihan, ataupun dengan aktifitas pemujaan.

Menurut Moh. Said cinta kasih atau cinta sejati tidak menimbulkan kewajiban, melainkan tanggung jawab, tidak menutut balas, lebih banyak memberi dari pada menerima, jadi cinta kasih atau cinta sejati adalah cinta kemanusian, yang tumbuh dan berkembang dalam lubuk sanubari setiap manusia bukan karena dorongan suatu kepentingan, melainkan atas dasar kesadaran bahwa pada hakikatnya kemanusian itu satu.[4]

Secara sederhana cinta bisa dikatakan sebagai paduan rasa simpati antara dua makhluk, yaitu tidak hanya terbatas antara wanita dengan pria. Cinta juga bisa diibaratkan sebagai seni sebagaimana halnya bentuk seni lainnya, maka diperlukan pengetahuan dan latihan untuk menggapainya.

Perbedaan Cinta dan Kasih

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, Balai Pustaka, 1996), cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan, dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hampir sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.

Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, namun antara keduanya memiliki perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata. Apabila dihubungkan dengan sayang, kata ini mengandung pengertian yang lebih nyata lagi dalam mewujudkan cinta seseorang.[5]

Cinta adalah sikap, sesuatu orientasi watak yang menentukan hubungan seseorang dengan dunia keseluruhan, tidak menuju sesuatu objek cinta saja. Cinta bukanlah hubungan dengan seseorang tertentu. Jika seseorang hanya mencintai satu pribadi lain dan mengabaikan sesamanya yang lain, maka cintanya itu bukanlah cinta, tetapi ikatan simbolik atau egoisme yang diperluas.

Jadi, menyatakan cinta adalah suatu orientasi yang menunjukkan pada segalanya dan bukan kepada salah satu hal saja. Pertama-tama kebanyakan orang melihat masalah cinta ini sebagai masalah “dicintai”, bahkan lebih dari pada itu masalah dicintai yaitu masalah kemampuan seseorang untuk mencintainya, sehingga mereka mendapatkan masalah yaitu bagaimana mereka supaya dicintai. Setiap orang membutuhkan kebutuhan untuk mencinta dan dicintai.[6]

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwodarmino, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka kepada seseorang.

Kasih sayang dialami oleh setiap manusia, sehingga kasih sayang merupakan bagian hidup. Sejak lahir anak telah mengenal kasih sayang, meskipun ada kelahiran anak yang tidak diharapkan, tapi hal tersebut termasuk pengecualian. Kelahiran anak yang tidak diharapkan pada umumnya bukan lahir karena hasil dari kasih sayang. Kasih sayang yang berlebihan akan berdampak pada suatu kemanjaan. Pemanjaan terhadap seseorang dapat berakibat kuarang baik, karena pada umumnya anak yang dimanjakan akan menjadi anak yang kurang menghormati orang tua, pemalas, boros, dll.[7]

Bana Juga: Cinta dan Kasih dalam Al-Quran Beserta Konsepnya

[1]  Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), hal. 83.
[2] Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam; Pendidikan Sosial Anak, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1996), hal. 11.
[3] Sujarwa, Manusia dan Fenomena Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset), hal. 30.
[4] Ibid., hal.33.
[5] Supartono, Ilmu Budaya Dasar edisi revisi 2004, (Bogor : GHALIA INDONESIA, 2009),  hal. 49
[6] M. Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar Kumpulan Essay, (Surabaya : Usaha Nasional :1988), hal. 77
[7] Joko Tri Prasetya, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : Rineka Cipta : 2011), hal.49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar