Fungsi Kebudayaan Nasional - Kumpulan2 Makalah PAI

Latest

Sebuah kumpulan-kumpulan makalah PAI


BANNER 728X90

Senin, 21 Desember 2015

Fungsi Kebudayaan Nasional

Fungsi kebudayaan nasional Indonesia dimaksudkan sebagai usaha untuk menggambarkan suatu kerangka budaya nasional dari pendekatan fungsi kebudayaan bagi bangsa Indonesia itu sendiri. Tokoh yang berusaha mengemas konsep kebudayaan menurut pendekatan fungsi dan buah pikirannya adalah.

Koentjaraningrat, menyebutkan bahwa kebudayaan nasional Indonesia sekurangnya harus memiliki dua fungsi.[1]

(1) sebagai suatu sistem gagasan dan perlambang yang memberi identitas kepada warga negara Indonesia dan

(2) sebagai suatu sistem gagasan dan perlambang yang dapat dipergunakan oleh semua warga negara Indonesia yang bhinneka itu, untuk saling berkomunikasi, sehingga memperkuat solidaritas.

Sumber Gambar: hutankugersang.wordpress.com

Dalam fungsinya yang pertama, kebudayaan nasional Indonesia harus memenuhi tiga syarat yaitu.

a. harus merupakan hasil karya warga negara Indonesia, atau hasil karya orang-orang zaman dahulu yang berasal dari daerah-daerah yang sekarang merupakan wilayah negara Indonesia;

b. unsur itu harus merupakan hasil karya warga negara Indonesia yang tema pikirannya atau wujudnya mengandung ciri-ciri khas Indonesia; dan

c. harus sebagai hasil karya warga negara Indonesia lainnya yang dapat menjadi kebanggaan mereka semua, sehingga mereka mau mengidentitikan diri dengan kebudayaan itu.

Dalam fungsi kedua, harus ada tiga syarat yaitu dua di antaranya sama dengan syarat nomor satu dan dua fungsi pertama, syarat nomor tiga yaitu harus sebagai hasil karya dan tingkah laku warga negara Indonesia yang dapat difahami oleh sebahagian besar orang Indonesia yang berasal dari kebudayaan suku-suku bangsa, umat agama, dan ciri keturunan ras yang aneka warna, sehingga menjadi gagasan kolektif dan unsur-unsurnya dapat berfungsi sebagai wahana komunikasi dan sarana untuk menumbuhkan saling pengertian di antara aneka warna orang Indonesia, dan mempertingi solidariti bangsa.

Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan nasional Indonesia berfungsi sebagai pemberi identitas kepada sebagian warga dari suatu nasional, merupakan kontinuitas sejarah dari zaman kejayaan bangsa Indonesia di masa yang lampau sampai kebudayaan nasional masa kini.[2]

Jadi, keseluruhan gagasan kolektif dari semua warga negara Indonesia yang bhinneka yang beraneka warna itulah yang merupakan kebudayaan nasional Indonesia dalam fungsinya untuk saling berkomunikasi dan memperkuat solidaritas.

Relevansi Pengetahuan Kebudayaan Nasional dengan Ilmu Budaya Dasar (IBD)

Kebudayaan merupakan harta karun yang tak ternilai harganya.. Bila kita memiliki satu kebudayaan saja itu sudah luar biasa, apalagi yang memiliki banyak budaya (multi culture). Indonesia adalah Negara multi culture. Seharusnya kita bangga dengan Negara sendiri.

Pada era sekarang berbagai inovasi bermunculan. Munculnya inovasi ini bisa berdampak positif maupun sebaliknya bagi kehidupan. Yang mana kedua dampak tersebut saling memengaruhi eksistensi dari sebuah kebudayaan. Oleh karena itu, demi menjaga harta karun yang tak ternilai harganya ini pemerintah melalui pendidikan mengantisipasi dengan pengadaan mata kuliah IBD yang masuk dalam mata kuliah dasar umum (MKDU) bagi para mahasiswa diberbagai universitas. Mahasiswa dibekali berbagai keterampilan yang lebih jahu dibahas pada tujuan mata kuliah IBD.

Tujuan Mata Kuliah IBD, yaitu:

1. Menajamkan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya sehingga mampu beradaptasi pada lingkungan yang baru,

2. Memperluas pandangan mahasiswa tentang masalah kemanusiaan dan budaya, serta daya kritis terhadap kedua persoalan tersebut,

3. Memperluas cara pandang mahasiswa yang integral terhadap kebudayaan yang bervariasi, dan

4. Mempermudah komunikasi mahasiswa antar budaya.[3]

Hubungan kedua komponen di atas sangatlah erat, bak dua sisi mata uang. Kebudayaan dalam kaitannya dengan ilmu budaya dasar adalah penciptaan, penertiban, dan pengolahan nilai-nilai insani yang tercakup di dalamnya usaha memanusiakan diri di dalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial. Nilai-nilai ditetapkan atau dikembangkan sehingga sempurna. Tidak memisah-misahkan dalam membudayakan alam, memanusiakan hidup dan menyempurnakan hubungan insani. Manusia memanusiakan dirinya dan memanusiakan lingkungan dirinya.[4]

Analisis Kebudayaan Indonesia Dan Pengembangannya

Kita pasti sudah mafhum bahwa Indonesia adalah sebuah negara di salah satu kawasan Asia Tenggara yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Indonesia, negara yang kita cintai ini termasuk ke dalam negara berpenduduk terbesar di dunia. Di dalamnya terdiri dari berbagai macam ras, suku, budaya, adat dan agama. Namun, dari semua perbedaan-perbedaan itu justru membuat kita menjadi suatu kesatuan yang teguh dan kokoh. Selain itu Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam baik jumlahnya maupun keanekaragamannya. Di setiap daerah yang ada pada setiap wilayah di Indonesia memiliki budaya yang berbeda satu sama lainnya, mulai dari adat istiadat, kebiasaan, bahasa,rumah adat, pakaian adat,makanan khas, dan masih banyak yang lainnya.

Keanekaragaman budaya menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Kebudayaan Indonesia adalah seluruh kebudayaan lokal dari seluruh ragam suku-suku di Indonesia. Berbagai suku-suku yang ada di seluruh nusantara Indonesia memiliki budaya sendiri yang menjadi ciri khas dari setiap daerahnya. Hal itu menjadikan kebudayaan yang ada di Nusantara ini menjadi salah satu aset identitas bangsa serta kekayaannya yang tiada yang bisa menyamainya. Indonesia memiliki berbagai unsur kebudayaan yang unik dan khas yang bersumber dari heteroginitas bangsa.

Tujuh unsur kebudayaan sebagaimana dikemukakan Koentjaraningrat, adalah sistem religi dan upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem Ilmu pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem sarana kehidupan, sistem teknologi.

Usaha pembangunan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat kita sendiri telah pula berwujud dalam berbagai kegiatan kesenian seperti pementasan seni drama, seni pedalangan, seni tari, dan seni musik, pameran seni rupa, dan produksi film nasional. Namun kegiatan tersebut perlu diperbaiki mutunya. Dalam pada itu, kegiatan organisasi kesenian di dalam warga masyarakat ini justru merupakan modal utama dalam perkembangan kehidupan kebudayaan bangsa.

Tujuan pokok pengembangan kebudayaan nasional adalah memperkuat identitas nasional, kebanggaan nasional dan kesatuan nasional. Erat bertalian dengan kesenian nasional adalah bahasa nasional dan karya kesusastraan yang bermutu dalam bahasa nasional. [5]

Maka dengan demikian, langkah pelaksanaan pengembangan kebudayaan nasional disusun dalam empat golongan usaha yang nyata, yaitu:

1. penyelamatan, pemeliharaan dan penelitian warisan seja­rah kebudayaan dan kebudayaan daerah;
2. pengembangan dan pendidikan kesenian serta kebuda­-yaan Indonesia;
3. pengembangan bahasa dan kesusastraan;
4. pengembangan perbukuan dan majalah pengetahuan

Sebagai Negara Kepulauan pasti sulit untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan antara masyarakat. Namun hal itu pasti bisa terwujud jika kita perduli untuk menjaga, mempelajari, serta melestarikan sehinggakebudayaan lokal yang sangat kaya di Indonesia ini tetap utuh dan tidak punah apalagi sampai dibajak ataudicuri oleh negara lain karena kebudayaan tersebut merupakan Identitas suatu bangsa dan negara. Oleh karena itu kita para generasi muda harus menjaga dan melestarikan serta menanamkan dalam hati budaya bangsa kita, agar anak cucu kita juga dapat menikmatinya.


[1] Drs. Syarif Moeis. 2009. Pembentukan Kebudayaan Nasional Indonesia (Disajikan dalam diskusi JurusanPendidikanSejarahFPIPSUPIBandung).http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/195903051989011-SYARIF_MOEIS/MAKALAH__3.pdf diambil pada tanggal 13 April 2014 pukul 15.01 WIB.
[2] Dodiet Aditya Setyawan. 2014. Sistem Sosial & Sistem Budaya. Disarikan dari buku: Ilmu Budaya Dasar: Pengantar Ke Arah Ilmu Sosial Budaya Dasar/ ISBD/ Social Culture. Oleh: Dr. M. Munandar Sulaeman(2012). Bandung. Refika Aditama. http://terapiwicarasolo.files.wordpress.com/2014/02/bab-iii-sistem-budaya-dan-sistem-sosial1.pdf diambil pada tanggal 13 April 2013 pukul 17.20 WIB.
[3] Hariyono, P, PEMAHAMAN KONTEKSTUAL Tentang Ilmu Budaya Dasar, (Penerbit Kanisius: Yogyakarta.1996) hlm. 33
[4] Sulaeman, M. Munandar.Ilmu Budaya Dasar Suatu pengantar.(Bandung:Refika Aditama.1998) hlm.11
[5] http://www.fortunepr.com/news/199-pementasan-budaya-bali-agung-untuk-pelestarian-budaya-indonesia.html. diunduh pada tanggal 10 april 2014 pukul 14.43 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar