Isim Maf'ul - Kumpulan2 Makalah PAI

Latest

Sebuah kumpulan-kumpulan makalah PAI


BANNER 728X90

Jumat, 18 Desember 2015

Isim Maf'ul

Pengertian 

Isim maf’ul adalah isim yang dikenai pekerjaan atau sebagai objek.[1]

Cara Menyusun atau Membuat Isim Maf’ul

Ada beberapa cara untuk menyusun atau membuat isim maf’ul, yaitu dari fi’il tsulasi dan fi’il ghairu tsulasi.

1. Fi’il tsulasi

a. Jika terdapat fi’il tsulasi mu’tal ditengah-tengahnya terdapat alif (ا) yang aslinya ya (ي), misalnya باع, عاب و شاد maka isim maf’ul-nya مَبِيعٌ, ,معيبٌو مَشيدٌ.

b. Jika terdapat fi’il tsulasi mu’tal ditengah-tengahnya terdapat alif (ا) yang aslinya wauw (و), misalnya قال, لام, وصان maka isim maf’ul-nya مَقولٌمصونٌ ,مَلومٌ , .

c. Jika terdapat fi’il tsulasi mu’tal yang akhirnya dengan alif (ا) yang aslinya ya (ي), misalnya بني, رمى, رضى maka isim maf’ul-nya مبْنيٌ, مرْميٌّ, مرْضيٌّ.

d. Jika terdapat fi’il tsulasi mu’tal yang akhirnya dengan alif (ا) yang aslinya wauw (و), misalnya دعا, رجا, شكا maka isim maf’ul-nya مدْعوٌّ, مرْجوٌّ, مشكوٌّ.

e. Terkadang isim maf’ul sebagai bagian fi’il tsulasi berwazan fa’iilun (فَعيلٌ) pengganti dari maf’ulun (مَفْعُولٌ), misalnya جَريحٌ, قَتيلٌ, كَحيلٌ pengganti dari مَجْروحٌ,مَقْتولٌ ,مكْحولٌ . baik mudzakar maupun mu’anast bentuk isim maf’ul-nya sama. [2]
 
Sumber Gambar: ilmutashrif-rizky.blogspot.com

2. Fi’il ghairu tsulasi

Isim maf’ul dari fi’il ghairu tsulasi di-sighat-kan dalam bentuk fi’il mudhari’ dengan cara mengganti mudhoro’ah (انيت) dengan mim (م) yang di-dhomah dan huruf sebelum akhir fi’il di-fathah. Misalnya: أغْلق : مُغلقٌ – قُدِّر : مُقدَّرٌ­­­­­­­­­ .[3]

Fungsi Isim Maf’ul

Isim maf’ul dalam sebuah kalimat bisa mempunyi dua bentuk, yaitu:[4]

1. Ada kalanya terbebas dari sesuatu yang dikenai kata kerja. Dalam keadaan ini isim maf’ul tidak menjalankan fungsi fi’il.

Misalnya: المستقبلإلى انظر.

2. Ada kalanya menunjukkan sesuatu yang dikenai fi’il (fi’il tersebut berupa fi’il mabni majhul). Dalam keadaan ini isim maf’ul menjalankan fungsi fi’il mabni majhul, maka naibul fa’il dibaca rafa’ adapun maf’ulun bih dibaca nasab. Hal ini hanya berlaku dalam dua keadaan, yaitu:

a. Ada kalanya berupa tambahan al (ال) dengan makna alladzi (الذي) atau allati (التي). Isim yang menyertainya serupa na’ibul fa’il atau maf’ulun bih dengan catatan jika fi’il mabni majhul diposisikan sebagai isim maf’ul. Misalnya: المقرر عقده بالقاهرة.

b. Ada kalanya terbebas dari al (ال) dengan syarat menunjukkan makna sekarang atau yang akan datang. Isim maf’ul diposisikan sebagai fi’il mudhari’ mabni majhul dan bersandar pada nafi, istifham, mubtada’ dan sifat. Misalnya: الفائز معطى جائزةً.

Apabila isim maf’ul terbebas dari al (ال) dan menunjukkan arti lampau atau tidak dari nafi, istifham, mubtada’ dan sifat. Maka isim maf’ul tersebut tidak menjalankan fi’il mabni majhul. Adapun isim yang berada disampingnya harus dibaca jer dengan menganggap sebagai mudhaf ‘ilaih. Misalnya: بات العدو مكسور الجناح.

Contoh tasrif lughawi isim maf’ul:[5]
مَغْزُوٌّ
مَفْعُولٌ
مَغْزُوَانِّ
مَفْعُولاَنِ
مَغْزُوُونَّ
مَفْعُولُونَ
مَغْزُوَةٌّ
مَفْعُولاَةٌ
مَغْزُوَّتَانِ
مَفْعُولَتَانِ
مَغْزُوَّاتٌ
مَفْعُولاَتٌ


[1] Hifni Bek Dayyab, dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta: Darul Ulum Pers, 1993), hal. 130-131.
[2] Muhammad In’am F Noer, Al-Qowa’idu As-Shorfu, (Yogyakarta: SPIRIT, 2006), hal 69-70.
[3] Fu’ad Ni’mah, Qowa’idul Al-Lughatul Al-Arabiyah, (Yogyakarta: Bairut, ), hal. 44.
[4] Ibid, hal. 45-46.
[5] Zamakhsyari, Al-Amsilatu  At-tasrifiyah, (Semarang: Pustaka, 1992), hal. 53.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar