Tujuan dan Langkah-langkah Melakukan PTK - Kumpulan2 Makalah PAI

Latest

Sebuah kumpulan-kumpulan makalah PAI


BANNER 728X90

Sabtu, 26 Desember 2015

Tujuan dan Langkah-langkah Melakukan PTK

Tujuan Melakukan PTK

Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas, paparkan sasaran antara, dan akhir tindakan perbaikan, perumusan tujan harus konsisten, dengan hakikat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian sebelumnya. Dengan sendirinya, artikulasi tujuan PTK berbeda dengan tujuan formal ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverifikasi secara obyektif.[1] Secara umum tujuan PTK antara lain:[2]

1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan, dan pembelajaran di sekolah dan LPTK.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas.

3. Meningkatkan kemampuan dan layanan professional guru dan tenaga kependidikan.

4. Mengembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah dan LPTK, sehingga tercipta sikap proaktif untuk melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).

5. Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan guru dan tenaga kependidikan khususnya di sekolahdlm melakukan PTK.

6. Meningkatkan kerjasama professional di antara giri dan tenaga kependidikan di sekolah dan LPTK.

Sumber Gambar: waajibaty.blogspot.com

Prosedur dan Langkah-langkah Melakukan PTK

Langkah-langkah melakukan PTK dapat dilalui dengan tiga belas cara, antara lain:[3]

1. Pendahuluan
2. Identifikasi masalah
3. Analisis masalah dan perumusan masalah
4. Perumusan hipotesis tindakan
5. Perencanaan tindakan
6. Pelaksanaan tindakan
7. Tahap pengamatan/observasi
8. Tahap refleksi
9. Menyusun proposal (usulan) ptk
10. Melaksanakan dan melaporkan PTK
11. Analisis dan refleksi
12. Menyusun laporan PTK
13. Etika dalam Menulis Laporan PTK

Metode-metode atau Teknik-teknik dalam PTK

Teknik pengumpulan data dapat digolongkan kedalam tiga jenis:[4]

1. Metode kertas dan pensil

a. Catatan lapangan pribadi
Guru/ peneliti secara otomatis membuat catatan tentang situasi kelas, baik selama maupun setelah pelajaran usai, mengenai hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas. Catatan-catatan itu berguna untuk didiskusikan dengan teman.

b. Buku harian siswa
Buku harian merupakan umpan balik langsung dari siswa. Siswa diminta catatan-catatan mengenai respons mereka terhadap pelajaran yang diberikan. Meskipun guru/ peneliti dapat memberikan rambu-rambu namun siswa perlu diberi kebebasan mengenai apa yang harus dicatat dan tanpa rasa takut., jujur serta terbuka menyatakan pendapat mereka.

Setelah peneliti/ guru memperoleh izin dari siswa untuk membaca apa yang mereka tulis, kemudian dapat diadakan dialog dengan siswa. Meskipun catatan siswa merupakan sumber yang sangat berharga di dalam tahap validasi, tetapi guru/ peneliti perlu memperoleh izin dari siswa sebelum apa yang mereka tulis itu di publikasikan.

c. Kuesioner
Di dalam penelitian tindakan kuesioner disusun dalam tahap eksplorasi untuk memperoleh gagasan-gagasan tentang kecenderungan-kecenderungan (trend) yang ada. Data yang diinginkan di dalam penelitian tindakan pada umumnya selalu berhubungan dengan nilai-nilai (values) sehingga sukar untuk memperoleh pendapat yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang nilai melalui kuesioner.

2. Metode "hidup"

a. Metode sosiometri
Metode ini sangat penting untuk menganalisis hubungan sosial, tetapi akan sangat mengganggu siswa apabila tidak dilaksanakan dengan baik. Di sini siswa diminta untuk menentukan siapa dari temen-temennya yang disenangi dan siapa yang tidak disenangi. Guru/ peneliti kemudian menganalisis informasi tersebut dengan tujuan meningkatkan suasana sosial dan emosional di dalam kelas.

b. Interview dan diskusi
Kedua metode ini merupakan sumber data yang sangat penting, tetapi diperlukan waktu yang amat banyak untuk melakukannya.

Di dalam diskusi perlu diusahakan agar jumlah orang/ peserta tidak melebihi 7 orang, sehingga semuanya dapat berpartisipasi. Apabila jumlah peserta banya maka ada kemungkinan siswa yang malu-malu tidak dapat ikut serta dalam diskusi. Informasi yang diperoleh di dalam diskusi sukar diingat kecuali apabila di catat, yang juga akan menyebabkan kesukaran-kesukaran.

Interview merupakan cara yang sangat penting dalam usaha memberikan umpan balik mengenai masalah yang di teliti serta saran-saran untuk masa depan. Pembicaraan seperti ini juga merupakan validasi yang sangat penting dalam usaha peneliti mengadakan peningkatan di dalam pengajarannya.

3. Metode ostensif

a. Presentasi slide-tape
Cara ini sukar diperoleh dan sangat terbatas mengenai apa yang akan disajikan. Pemakaian kamera dapat sangat mengganggu siswa, di samping juga sukar menentukan momen/ waktu yang tepat yang perlu diabadikan

b. Interview dengan audio-tape
Cara ini meruupakan sumber data yang berharga, dapat memberikan apa yang ada dalam percakapan, meskipun tanpa adanya gambaran visual/ kesukaran menggunakan interview semacam ini adalah waktu dan energi yang diperlukan untuk menerjemahkan hasil interview semacam ini.

c. Video-tape
Cara ini ialah yang paling baik untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya di kelas. Yang sangat menghambat ialah mahalnya harga atau ketersediaan peraltan, pelatihan orang yang akan menggunakannya serta menerjemahkan percakiapan-percakapan, di samping adanya alat dan operator yang akan mengganggu kelas. Hal yang terakhir ini dapat di hindari apabila peralatan video merupakan sesuatu yang telah biasa ada di kelas. Selain metode-metode dia atas sebenarnya masih ada banyak metode-metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam PTK.

Baca Juga: Menyusun Laporan PTK

[1] Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah,(Yogyakarta: Gava Media, 2011), hal. 13-14.
[2] Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),hal. 100.
[3] Daryanto, Penelitian Tindakan..., hal 27-48.
[4] Wijaya kusumah dkk, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (jakarta: PT. Indeks, 2012), hal. 62-64.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar