Cara-cara Penanganan Post Power Syndrome - Kumpulan2 Makalah PAI

Latest

Sebuah kumpulan-kumpulan makalah PAI


BANNER 728X90

Sabtu, 19 Desember 2015

Cara-cara Penanganan Post Power Syndrome

Penanganan

Bila seorang penderita post-power syndrome dapat menemukan aktualisasi diri yang baru, hal itu akan sangat menolong baginya. Misalnya seorang manajer yang terkena PHK, tetapi bisa beraktualisasi diri di bisnis baru yang dirintisnya (agrobisnis atau catering misalnya), ia akan terhindar dari resiko terserang post-power syndrome. Oleh karena itu saat ini beberapa perusahaan pemerintah memberikan pelatihan wirausaha yang dikhususkan untuk calon pensiunan.

Di samping itu, dukungan lingkungan terdekat, dalam hal ini keluarga, serta kematangan emosi seseorang sangat berpengaruh untuk melewati fase post-power syndrome ini. Seseorang yang bisa menerima kenyataan dengan baik akan lebih mampu melewati fase ini dibanding dengan seseorang yang memiliki konflik emosi. Pastinya akan lebih membutuhkan banyak proses dan kalau tidak berhasil, biasanya penyakit2 tertentu akan mudah menyerang seperti pikun, darah tinggi, jantung, diabetes bahkan stroke.

Sumber Gambar: patuhsprinter.wordpress.com

Dukungan dan pengertian dari orang-orang tercinta sangat membantu penderita. Bila penderita melihat bahwa orang-orang yang dicintainya memahami dan mengerti tentang keadaan dirinya, karena sudah tidak mampu mencari nafkah, ia akan lebih bisa menerima keadaannya dan lebih mampu berpikir secara rasional. Hal itu akan mengembalikan kreativitas dan produktifitasnya, meskipun tidak sehebat dulu. Namun akan sangat berbeda hasilnya jika keluarga malah tidak memperdulikannya.

Post-power syndrome dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Baik tua maupun muda Kematangan emosi dan kehangatan keluarga sangat membantu untuk melewati fase ini. Dan cara untuk mempersiapkan diri menghadapi post-power syndrome antara lain gemar menabung, hidup sederhana, banyak oleh raga dan pandai bersosialisasi. Karena bila post-power syndrome menyerang, sementara penderita sudah terbiasa hidup mewah, makan yang berlemak,dsb, akibatnya akan lebih parah.

Bila Post Power Syndrome Sudah Terlanjur Menyerang?

1. Arahkan kepada kegiatan yang membuatnya merasa nyaman, misalnya kegiatan olah raga, kerohanian, dan peduli lingkungan, sebisa mungkin kegiatan yang melibatkan orang banyak, dengan begitu akan meminimalisir pengaruh post power syndrome.

2. Arahkan kepada kegiatan yang membuatnya merasa nyaman, misalnya kegiatan olah raga, kerohanian, dan peduli lingkungan, sebisa mungkin kegiatan yang melibatkan orang banyak, dengan begitu akan meminimalisir pengaruh post power syndrome.

3. Tidak ada salahnya pula kita memahami penderita dengan menyimak setiap cerita cerita heroiknya, dengan begitu kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman yang dilaluinya, lebih bagus lagi mereka dijadikan narasumber pada setiap seminar atau perkumpulan2.

Yang terpenting dari kasus ini adalah peranan orang sekitar termasuk kita yang harus memahami bahwa post power syndrome dapat menyerang siapa saja, dan kapan saja. Oleh karena itu dengan menjadi pribadi yang banyak bersyukur dan berbagi kepada sesama kita dapat terhindar dari penyakit tersebut.

Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah Post Power Syndrome

Untuk mengeliminir permasalahan penyebab berkembangnya post
power syndrome, lebih lanjut Turner dan Helms mengemukakan kiat- kiat yang harus dilakukan, yaitu :

1. Perlu belajar memahami, bahwa jabatan atau kekuasaan itu adalah karunia atau amanat dari Tuhan Yang maha Esa. Kita hanya sebagai alat dan tidak mengklaim itu adalah atas kehebatan saya yang menjadi milik saya yang harus dipertahankan sepenuhnya.Setinggi apapun jabatan kita itu adalah karunia dan kita hanya sebagai alat untuk melakukan pekerjaan-Nya.

2. Harus ada kesadaran bahwa kekuasaan itu hanya bersifat sementara dan tidak bersifat permanen atau mapan dan harus menyiapkan diri apabila suatu saat kekuasaan itu akan lepas atau ditarik dari kita.

3. Selama berkuasa, sebaiknya tidak memikirkan bagaimana mempertahankan kekuasaan, tetapi melakukan dan menjalankan kekuasaan itu sebaik- baiknya, dan pikirkan untuk melakukan kaderisasi.

4. Perlu belajar rendah hati, hindarkan sikap mentang-mentang.

5. Tingkatkan hubungan baik atau relasi dengan teman sejawat, bawahan atau pihak lain, dalam rangka meluaskan jaringan sebagai bekal selepas dari jabatan.

6. Menanamkan kebaikan selama berkuasa, jangan menyakiti hati dan menindas orang .

7. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan lain diluar dari jabatan atau pekerjaan yang sedang ditekuni, sebagai bekal dikemudian hari.

Kiat Menghadapi Pasca Lepasnya Kekuasaan

Tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya post power syndrome , menurut psikolog Jacinta F. Rini, dapat ditempuh dengan cara-cara :

1. Mampukan menempatkan diri (menyadari) tentang perbedaan hak
dan kewajiban selaku seorang yang telah kehilangan jabatan atau kekuasaan.

2. Luangkan waktu untuk terus berdoa.

3. Hadapi secara rileks. Ketegangan dan kecemasan tidak menyelesaikan masalah.

4. Bercermin dan belajarlah dari pengalaman (keberhasilan maupun kegagalan) dimasa lalu, sebagai bahan rencana masa depan.

5. Buatlah rencana kegiatan setiap hari.

6. Lakukan kegiatan sosial yang menarik, disertai optimisme bahwa
hidup anda akan menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.

7. Jangan suka berdiam diri dan melamun, karena hanya akan membangkitkan emosi dan pikiran negative

8. Hilangkan rasa kesepian dan libatkan diri pada orang-orang disekitar anda

9. Lakukan olah raga santai atau kegiatan kebersamaan dengan teman-teman untuk menjaga kondisi dan kesehatan tubuh

10. Baca buku-buku yang dapat membangkitkan motivasi

11. Jangan biarkan pesimisme menguasai pikiran dan perasaan.

12. Menyiapkan diri untuk menjadi bawahan jika terpaksa harus bekerja di tempat lain.

13. Kembangkan hobi yang selama ini belum sempat terlaksana

14. Pikirkan untuk menekuni usaha atau pekerjaan baru sesuai dengan usia dan hobi.

15. Ambil kursus singkat untuk menunjang hobi dan usaha baru.

16. Ambil inisiatif untuk terlibat dalam kegiatan rumah tangga. 17. Hubungi teman-teman lama, siapa tahu ada sesuatu yang baru dan menarik yang bisa di dapatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar