Ciri-ciri, Gejala dan Penyebab Post Power Syndrome - Kumpulan2 Makalah PAI

Latest

Sebuah kumpulan-kumpulan makalah PAI


BANNER 728X90

Sabtu, 19 Desember 2015

Ciri-ciri, Gejala dan Penyebab Post Power Syndrome

Ciri-ciri Orang Yang Rentan Menderita Post Power Syndrome

1. Orang-orang yang senangnya dihargai dan dihormati orang lain, yang permintaannya selalu dituruti, yang suka dilayani orang lain. Orang-orang yang senangnya dihargai dan dihormati orang lain, yang permintaannya selalu dituruti, yang suka dilayani orang lain.

2. Orang-orang yang membutuhkan pengakuan dari orang lain karena kurangnya harga diri, jadi kalau ada jabatan dia merasa lebih diakui oleh orang lain.

3. Orang-orang yang menaruh arti hidupnya pada prestise jabatan dan pada kemampuan untuk mengatur hidup orang lain, untuk berkuasa terhadap orang lain. Istilahnya orang yang menganggap kekuasaan itu segala- galanya atau merupakan hal yang sangat berarti dalam hidupnya.

4. Antara pria dan wanita, pria lebih rentan terhadap post power sindrome karena pada wanita umumnya lebih menghargai relasi dari pada prestise, prestise dan kekuasaan itu lebih dihargai oleh pria. 

Sumber Gambar: www.rolasan.com


Beberapa Gejala Post Power Syndrome

1. Gejala fisik, misalnya tampak kuyu, terlihat lebih tua, tubuh lebih lemah, sakit-sakitan.

2. Gejala emosi, misalnya mudah tersinggung, pemurung, senang menarik diri dari pergaulan, atau sebaliknya cepat marah untuk hal-hal kecil, tak suka disaingi dan tak suka dibantah.

3. Gejala perilaku, misalnya menjadi pendiam, pemalu, atau justru senang berbicara mengenai kehebatan dirinya di masa lalu, senang menyerang pendapat orang, mencela, mengkritik, tak mau kalah, dan menunjukkan kemarahan baik di rumah maupun di tempat umum

Post-power syndrome, adalah gejala yang terjadi di mana penderita hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalunya (karirnya, kecantikannya, ketampanannya, kecerdasannya, atau hal yang lain), dan seakan-akan tidak bisa memandang realita yang ada saat ini. Penderita Post Power Syndrome selalu ingin mengungkapkan betapa bangga dengan masa lalu yang dilewatinya dengan jerih payah yang luar biasa (menurutnya).

Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Post Power Syndrome

1. Pensiun, PHK atau pudarnya ketenaran seorang artis adalah salah satu dari faktor tersebut. Bila orang yang tiba masa pensiunnya tidak bisa menerima keadaan bahwa tenaganya sudah tidak dipakai lagi, walaupun menurutnya dirinya masih bisa memberi kontribusi yang signifikan kepada perusahaan, post-power syndrom akan dengan mudah menyerang. Apalagi bila ternyata usianya sudah termasuk usia kurang produktif dan ditolak ketika melamar di perusahaan lain, post-power syndrom yang menyerangnya akan semakin parah.

2. Kejadian traumatik juga menjadi salah satu penyebab terjadinya post-power syndrome. Misalnya kecelakaan yang dialami oleh seorang pembalap, yang menyebabkan kakinya harus diamputasi. Bila dia tidak mampu menerima keadaan yang dialaminya, dia akan mengalami post-power syndrome. Dan jika terus berlarut-larut, tidak mustahil gangguan jiwa yang lebih berat akan dideritanya.

3. Post-power syndrome hampir selalu dialami terutama orang yang sudah lanjut usia dan pensiun dari pekerjaannya. Hanya saja banyak orang yang berhasil melalui fase ini dengan cepat dan dapat menerima kenyataan dengan hati yang lapang. Tetapi pada kasus-kasus tertentu, dimana seseorang tidak mampu menerima kenyataan yang ada, ditambah dengan tuntutan hidup yang terus mendesak, dan dirinya adalah satu-satunya penopang hidup keluarga, resiko terjadinya post-power syndrome yang berat semakin besar.
Penyebab Internal Post Power Syndrome

Turner dan Helms (1983) mengatakan bahwa penyebab faktor internal
bagi berkembangnya post power syndrome pada diri seseorang, adalah :

1. Kehilangan jabatan (kepemilikan kekuasaan) berarti kehilangan harga diri, yaitu hilangnya perasaan memiliki dan atau dimiliki. Dengan jabatan pula seseorang merasa lebih yakin diri , karena diakui kemampuannya.

2. Kehilangan latar belakang kelompok khusus atau eksklusif

3. Kehilangan kewibawaan

4. Kehilangan perasaan berarti dalam satu kelompok tertentu

5. Kehilangan orientasi kerja 6. Kehilangan sumber penghasilan (fasilitas) yang terkait dengan jabatan yang dipegang.

Baca Juga: Cara-cara Penanganan Post Power Syndrome

Tidak ada komentar:

Posting Komentar