Post Power Syndrome - Kumpulan2 Makalah PAI

Latest

Sebuah kumpulan-kumpulan makalah PAI


BANNER 728X90

Sabtu, 19 Desember 2015

Post Power Syndrome

Pengertian Post Power Syndrome

Syndrome adalah kumpulan gejala-gejala negatif, sedangkan power adalah kekuasaan, dan post adalah pasca.Dengan demikian terjemahan dari post power syndrome adalah gejala-gejala setelah berakhirnya kekuasaan. Gejala ini umumnya terjadi pada orang-orang yang tadinya mempunyai kekuasaan, namun ketika sudah tidak berkuasa lagi, seketika itu terlihat gejala-gejala kejiwaan yang biasanya bersifat negatif atau emosi yang kurang stabil.

Secara umum syndrome ini dapat dikatakan sebagai masa krisis pada fase-fase perkembangan tertentu dalam kehidupan. Pada gejala post power syndrome ini terutama akan terjadi pada orang yang mendasarkan harga dirinya pada kekuasaan. Dengan demikian post power syndrome ini bersumber dari kenyataan bahwa dia tersingkir dari posisi, dari lingkungan kerja dan dari kebermaknaan diri sebagaimana teori hirarkhi kebutuhan manusia yang dikemukakan oleh Abraham Maslow.

Sumber Gambar: medicastore.com

Bagaimana bentuk post power syndrome yang dialami, sangat tergantung pada bagaimana orientasinya semasa aktif. Bila dia tergolong Structure oriented (penekanan pada struktur/jabatan), syndrome ini akan lama menghinggapi dan menggerogoti harga dirinya, sedang jika functional oriented (penekanan pada fungsi), maka dia akan memberdayakan apa yang masih dapat difungsikan dari dirinya

Pengaruh Fungsi Keluarga dalam Post Power Syndrome

Keluarga mempunyai pengaruh yang paling besar ketika terjadinya Post Power Syndrome yang terjadi pada seseorang, berikut ini merupakan alasan mengapa unit keluarga harus menjadi fokus sentral dari perawatan pada seseorang yang menderita Post Power Syndrome..

1. Dalam unit keluarga, disfungsi apa saja yang mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga, dan dalam hal tertentu, seringkali akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan unit ini secara keseluruhan.

2. Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya, bahwa peran dari keluarga sangta penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga secara individu, mulai dari strategi- strategi hingga fase rehabilitasi.

3. Dapat mengangkat derajat kesehatan keluarga secara menyeluruh, yang mana secara tidak langsung mengangkat derajat kesehatan dari setiap anggota keluarga.

4. Dapat menemukan faktor – faktor resiko.

5. Seseorang dapat mencapai sesuatu pemahaman yang lebih jelas terhadap individu – individu dan berfungsinya mereka bila individu – individu tersebut dipandang dalam konteks keluarga mereka.

6. Mengingat keluarga merupakan sistem pendukung yang vital bagi individu-individu, sumber dari kebutuhan-kebutuhan ini perlu dinilai dan disatukan kedalam perencanaan tindakan bagi individu-individu.

Fase Penyesuaian Diri Pada Saat Pensiun

Penyesuaian diri pada saat pensiun merupakan saat yang sulit, dan terdapat tiga fase proses pensiun:

1. Preretirement phase (fase pra pensiun)
Fase ini bisa dibagi pada 2 bagian lagi yaitur em ote dannear . Padar em ote phase, masa pensiun masih dipandang sebagai suatu masa yang jauh. Biasanya fase ini dimulai pada saat orang tersebut pertama kali mendapat pekerjaan dan masa ini berakhir ketika orang terebut mulai mendekati masa pensiun. Sedangkan pada near phase, biasanya orang mulai sadar bahwa mereka akan segera memasuki masa pensiun dan hal ini membutuhkan penyesuaian diri yang baik. Ada beberapa perusahaan yang mulai memberikan program persiapan masa pensiun.

2. Retirement phase (fase pensiun)
Masa pensiun ini sendiri terbagi dalam 4 fase besar, dan dimulai dengan tahapan pertama yakni honeymoon phase. Periode ini biasanya terjadi tidak lama setelah orang memasuki masa pensiun. Sesuai dengan istilah honeymoon (bulan madu), maka perasaan yang muncul ketika memasuki fase ini adalah perasaan gembira karena bebas dari pekerjaan dan rutinitas. Biasanya orang mulai mencari kegiatan pengganti lain seperti mengembangkan hobi. Kegiatan inipun tergantung pada kesehatan, keuangan, gaya hidup dan situasi keluarga. Lamanya fase ini tergantung pada kemampuan seseorang. Orang yang selama masa kegiatan aktifnya bekerja dan gaya hidupnya tidak bertumpu pada pekerjaan, biasanya akan mampu menyesuaikan diri dan mengembangkan kegiatan lain yang juga menyenangkan. Setelah fase ini berakhir maka akan masuk pada fase kedua yakni disenchatment phase. Pada fase ini pensiunan mulai merasa depresi, merasa kosong. Untuk beberapa orang pada fase ini, ada rasa kehilangan baik itu kehilangan kekuasaan martabat, status, penghasilan, teman kerja, aturan tertentu. Pensiunan yang terpukul pada fase ini akan memasuki reorientation phase, yaitu fase dimana seseorang mulai mengembangkan pandangan yang lebih realistik mengenai alternatif hidup. Mereka mulai mencari aktivitas baru. Setelah mencapai tahapan ini, para pensiunan akan masuk pada stability phase yaitu fase dimana mereka mulai mengembangkan suatu set kriteria mengenai pemilihan aktivitas, dimana mereka merasa dapat hidup tentram dengan pilihannya. 3. End of retirement (fase pasca masa pensiun) Biasanya fase ini ditandai dengan penyakit yang mulai menggerogoti seseorang, ketidak-mampuan dalam mengurus diri sendiri dan keuangan yang sangat merosot. Peran saat seorang pensiun digantikan dengan peran orang sakit yang membutuhkan orang lain untuk tempat bergantung.

baja Juga: Ciri-ciri, Gejala dan Penyebab Post Power Syndrome

Tidak ada komentar:

Posting Komentar